6 LANGKAH IBLIS DALAM MENYESATKAN MANUSIA
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menyesatkan aku, aku akan menghalangi mereka dari jalanMu yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS. Al-A’raf[7]: 17)
Maka iblis pun berusaha dengan seluruh kemampuannya, mengerahkan bala tentaranya untuk menggoda dan menyesatkan anak Adam agar menjadi teman-temannya di neraka. Kelak iblis dihari kiamat akan berlepas diri dari pengikut-pengikutnya. Mereka akan berkata:
“Sesungguhnya aku berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya aku dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”
(QS. Al-Anfal[8]: 48)
Disaat itulah menyesal orang-orang yang mengikuti iblis dan bala tentaranya. Maka kewajiban kita adalah mempelajari langkah-langkah iblis. Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitabnya menyebutkan bahwa jihad ada beberapa martabat.
Pertama, jihad melawan diri sendiri dengan cara menuntut ilmu dan mengamalkannya serta menyebarkannya.
Kedua, berjihad melawan setan. Yaitu dengan cara mempelajari langkah-langkah setan tersebut. Siapapun diantara kita yang ingin selamat dari pada godaan setan, hendaklah kita pelajari dan pahami dengan betul tentang was-was dan godaan-godaan iblis kepada manusia. Sebagian ulama menyebutkan bahwa ada enam langkah iblis dalam menyesatkan manusia. Langkah-langkah itu adalah:
1. MENJATUHKA SEORANG HAMBA KEPADA KESYIRIKAN DAN KEKAFIRAN
Mereka berusaha menjadikan seorang hamba ragu kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya : Sesungguhnya salah seorang kamu akan didatangi setan, lalu bertanya : “Siapakah yang menciptakan kamu?” Lalu dia mejawab : “Allah”. Syetan berkata : “Kemudian siapa yang menciptakan Allah?”. Jika salah seorang kamu menemukan demikian, maka hendaklah dia membaca “amantu billahi wa rasulih” (aku beriman kepada Allah dan RasulNya), maka (godaan) yang demikian itu akan segera hilang darinya”
(HR. Ahmad)
Ini karena memang iblis sengaja ingin menjadikan seorang hamba ragu akan Allah, ragu tentang kehidupan akhirat dan bahwasannya setelah kematian akan ada kebangkitan. Sehingga seorang hamba tidak merasa yakin akan adanya kebangkitan, iapun jauh dari amal shalih. Apalagi ketika ia tidak yakin akan adanya Allah. Maka bagi dia semua halal. Bagi dia semua adalah boleh-boleh saja. Itulah tujuan besar yang iblis inginkan dan bala tentaranya agar manusia mempersekutukan Allah, agar manusia kafir kepada Allah, agar manusia tidak yakin akan keesaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka iblis berusaha menjadikan manusia musyrik atau mempersekutukan Allah dengan berbagai macam cara. Sehingga manusia menghalalkan kesyirikan, mengagungkan kuburan-kuburan, mengagungkan ibadah-ibadah kpd selain Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketika cara ini tidak berhasil dan ternyata seorang hamba kuat aqidah dan tauhidnya, ketika seorang hamba paham tentang kesyirikan, maka cara yang kedua adalah.
2. MENYERET SEORANG HAMBA KEPADA PERBUATAN BID’AH
Karena iblis paham, dengan bid’ah agama akan hancur dan rusak.
Hakikat bid’ah adalah merubah-rubah aturan Allah subhanahu wa ta’ala.
Hakikat bid’ah adalah menjadikan agama yang murni ditambah-tambah dengan sesuatu yang dianggap baik dan boleh dengan mengklaim bahwa ini termasuk agama.
Maka dari itu, iblis berusaha agar seorang hamba jatuh kepada kebid’ahan demi kebid’ahan.
Lalu ia pun menghiaskan amalan-amalan yang tidak diperintahkan seakan-akan itu diperntahkan dalam agama dengan berbagai macam alasan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengamalnyanya. Tidak pula para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak pula para ulama setelahnya. Akan tetapi itu merupakan hiasan-hiasan iblis belaka yang dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh pelakunya.
Ketika cara yang kedua ini juga tidak berhasil. Seorang hamba kuat dalam berpegang kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia diseret pada perbuatan maksiat besar.
3. MENJERUMUSKAN KEPADA MAKSIAT BESAR
Setan akan berusaha menyeret seorang manusia kepada maksiat besar seperti zina, riba, melakukan perbuatan dzalim kepada manusia dengan menghibah, mencaci-maki dan dosa-dosa besar lainnya. Dosa-dosa besar ini menjadi corong yang sangat empuk menuju kekufuran. Karena para ulama mengatakan, “maksiat-maksiat itu corong kepada kekafiran”.
Ketika seseorang terbiasa dengan maksiat-maksiat itu, dia akan menganggap maksiat itu boleh-boleh saja. Ketika ia membolehkan maksiat, disitulah ia telah lepas dari Islam dengan kesepakatan seluruh ulama.
Ketika setan tidak berhasil dicara yang ketiga, maka cara yang keempat adalah dengan cara diseret kepada dosa-dosa kecil.
4. MENJERUMUSKAN KEPADA DOSA-DOSA KECIL
Dijadikan seorang hamba meremehkan dosa-dosa kecil. Dianggap hanya dosa-dosa kecil yang mudah untuk dihilangkan istighfar dan amal shalih. Tapi kemudian apa yang terjadi? Ia terus menerus melakukan dosa-dosa kecil tersebut. Tidak ada keinginan untuk berusaha meninggalkan semampu dia.
Ketika pintu yang keempat ini ternyata iblis pun sulit dan hamba yang ia ajak untuk meremehkan dosa-dosa kecil segera bertaubat kepada Allah, maka pintu yang selanjutnya adalah dihiaskan perkara-perkara yang mubah.
5. HIASAN PERKARA-PERKARA YANG MUBAH
Sesuatu yang mubah dijadikan alat oleh iblis agar seorang hamba menyia-nyiakan dan meninggalkan perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah. Ketika hal ini dijadikan sebagai sesuatu yang berlebih-lebihan bahkan sampai mengidolakan pemain-pemain sepak bola yang bukan muslim, tentu ini akibatnya berat dihari kiamat. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda: “Seseorang itu bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat.”
Sehingga saudaraku, pintu yang mubah ini menjadi pintu yang sangat terbuka untuk menjerumuskan banyak manusia kepada perbuatan yang ternyata tidak diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Ummatal Islam…
Berapa banyak orang-orang yang bisa begadang hingga jam 2 malam demi mengejar targetnya yg akan dia capai pada malam itu? Tapi untuk shalat tahajud terasa berat hatinya. Terasa berat badannya. Sehingga ia tinggalkan yang lebih utama baginya. Padahal seorang mukmin yang benar-benar sempurna keimanannya, Allah mensifati mereka dalam firmanNya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,”
(QS. Al-Mu’minu[23]: 1-3)
Ketika seseorang mengidolakan artis artis, bintang film barat, anime2...
Apa manfaat pahala yang kita dapatkan dari sana?
Sungguh merugi saudaraku. Hati kita dipermainkan dan dijadikan lalai terhadap banyak kebaikan dan kdhidupan akhirat. Waspadalah. Orang yang berhati-hati dalam agamanya & berusaha agar jangan sampai itu menjerumuskan ia kepada perkara yang tidak diridhoi oleh Allah.
Kalau ternyata pintu ini masih kuat juga. Maka setan akan menyeret kepada pintu yang keenam. Yaitu dijadikan ia menganggap remeh amalan-amalan yang lebih utama dan disibukkan dengan amalan yang tidak lebih utama.
6. SIBUK KEPADA AMAL YANG TIDAK LEBIH UTAMA
Ada orang yang sangat perhatian kepada amalan amalan yg sunnah, tapi ia lalaikan kewajiban dirinya. Demi mengejar yang sunnah, ia tinggalkan yang wajib. Ini pun termasuk talbis iblis.
Maka hati-hatilah. Waspadalah saudaraku sekalian..
Kita berusaha untuk terus mempelajari apa pintu-pintu iblis dan apa yang menjadi hal yang empuk untuk digunakan oleh setan menggoda manusia. Kita berlindung kepada Allah dari godaan godaan iblis agar tidak terlena dg kehidupan dunia ini dan lalai dalam mengingat akhirat.
Komentar
Posting Komentar